Selasa, 10 November 2015

Rumah Salak - Bogor

Jika sedang berjalan-jalan ke daerah Bogor, maka cobalah main-main ke tempat ini. Pemilihan nama Rumah Salak ini bukan dikarenakan tempat ini menjual buah salak namun dikarenakan lokasinya yang berada di Jalan Salak No.30. Restaurant ini, buka dari jam 11 pagi – jam 11 malam dan memiliki kapasitas untuk menampung 60-70 orang. Pada mulanya tempat ini ingin diperuntukan sebagai family restaurant, namun sang owner memiliki pertimbangan bahwa di Bogor, family restaurant harus memiliki attraction yang berbeda seperti taman atau setidaknya taman bermain untuk anak-anak. Oleh karena itu, sang owner melihat bahwa terdapat opportunities jika tempat ini dibawa menjadi sebuah hangout bersama teman-teman atau meeting point bagi para komunitas. Dalam proses pembangunannya, sang manager mengaku bahwa bagi target marketnya, kenikmatan dan kualitas makanan bukan lagi menjadi suatu value yang lebih melainkan suatu keharusan bagi sebuah tempat yang ingin bermain di bidang food and beverage. Oleh karena itu, Rumah salak ingin menawarkan hal yang berbeda dari restaurant atau café pada umumnya. Rumah Salak mencoba mengambil inspirasi dari café-café eropa dimana mereka menawarkan ambience yang santai, tenang, dan tidak terlalu crowded. Meskipun melakukan benchmarking ke café-café di daerah eropa, Rumah Salak tetap memiliki tujuan untuk meningkatkan makanan-makanan Indonesia.



Berawal dari ide ini, Rumah Salak mulai menambah tennantnya sedikit demi sedikit yaitu Resto Salak, Ordinary, Time Hit Coffee, Sosis Bakar, dan Barbershop. Rumah Salak lebih mengangkat konsep Homey dan Private. Hal ini dapat terlihat dari pembentukan layout yang dimiliki oleh rumah salak. Rumah Salak menempatkan berbagai tempat duduk yang nyaman didaerah teras, sehingga perasaan nyaman dan homey dapat dirasakan oleh konsumennya. Dimana konsumen dapat duduk-duduk sambil hangout bersama teman-temannya. Namun, bukan hanya itu, menurut salah satu owner Ordinary, Ia juga ingin menyampaikan pesan bahwa dengan berkunjung ke rumah salak konsumennya dapat menemukan ide-ide baru dan dapat terinspirasi oleh suasana yang ditawarkan mereka. Hal ini juga nampak pada taglinenya yaitu “Get a drink for greet a great things.”
Menurut sang manager, baiknya kualitas dari makan dan minuman serta service yang diberikan di rumah salak sudah harus menjadi syarat paling utama yang memang harus ada, sehingga kualitas makanan tidak lagi menjadi focus utama yang ditawarkan melainkan suatu kewajiban dan keharusan bagi rumah salak untuk memberikan service dengan kualitas yang baik. Selain value yang berbeda dari restaurant-restaurant lainnya, Ordinary juga memiliki everyday 10% diskon dimana syarat yang ditentukan adalah pada hari senin-rabu merupakan student day sehingga setiap siswa atau mahasiswa yang memberikan ID Cardnya pada saat pembayaran maka akan diberikan diskon sebesar 10%, pada hari kamis merupakan ladies day, jumat merupakan batik day, sabtu merupakan couple day dan minggu merupakan family day. Promo-promo ini disosialisasikannya melalui account social media Instagram, Twitter, dan Path dengan ID: OrdinaryBC.
Bukan hanya diskon yang diberikan Rumah Salak untuk menarik konsumennya, namun mereka juga menawarkan Movie Night setiap hari dari pukul 19.30 – 21.30. Dimana mereka akan memutarkan bermacam-macam film ditahun 2000an. Dikarenakan target utamanya yang adalah komunitas, maka Rumah Salak mecoba memasuki pasarnya dengan menetapkan sistem connecting the door. Dimana setiap orang atau tenant di rumah salak dapat saling bantu membantu dalam memberikan link-link mereka untuk komunitas. Dalam proses peng-approach-an, rumah salak mencoba menawarkan pemberikan space untuk meeting point dan diskon yang diberikan khusus oleh para anggota komunitas tersebut.

Dari segi konsumen, Kak Adini menyatakan bahwa kunjungannya adalah kunjungan pertama ke Rumah Salak. Ia mengaku bahwa sejujurnya mengunjungi tempat ini karena rasa penasarannya karena sering melihat tempat ini ramai dikunjungi konsumen. Menurutnya suasana Rumah Salak memberikan pelayanan sangat ramah dan nyaman. Dikarenakan ketika berkunjung kesana, Kak Adini, waiterpun tidak cepat-cepat mengangkat piring atau gelas kosong ketika habis sehingga Kak Adini merasa tidak merasa dikejar-kejar oleh pelayan untuk cepat menyelesaikan makanannya atau melakukan order lagi. Hal inilah yang membuat Kak Adini merasa suasana yang ada disini sangat nyaman sehingga ingin menghabiskan waktu lebih lama. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar