Rabu, 07 Oktober 2015

Merdi, "Mending isi waktu luang dengan kegiatan yang positif."

Merdi merupakan salah satu mahasiswa berumur 20 tahun yang pada saat ini berdomisili di Bogor. Sebelumnya Merdi pernah tinggal di daerah sukabumi, namun akhirnya memutuskan untuk pindah ke Bogor 6 bulan yang lalu agar lebih dekat dengan tempat kuliahnya.

Leisure baginya merupakan salah satu sarana untuk melepas penat dan pikiran mengenai kuliah. Leisure time ini biasa diisinya dengan kegiatan-kegiatan olahraga seperti jogging, bermain voli sampai berenang di air terjun curuq. Ketika ditanya mengapa memilih olahraga, Merdi menjawab bahwa tidak harus olahraga, tapi lebih baik jika diisi dengan hal-hal yang positif, olahraga salah satunya.

Dalam melakukan kegiatan leisure khususnya voli, ia biasa menempuh perjalanan dari bukit cimanggu ke daerah sempur selama 30 menit dengan menggunakan motor. Kegemarannya terhadap olahraga voli tidak putus hanya sampai tahap bermain saja, namun Merdi juga aktif bermain dan bergabung dalam komunitas pecinta voli yang ada di daerah Sempur. Kegiatan leisure yang dipilihnya ini juga tidak terpengaruh oleh kegiatan yang dilakukan teman-temannya. Hal ini nampak pada jawaban Merdi yaitu “ ya kalo ada temen berangkat berdua, kalo gak ada yah sendiri ajah. Nanti tinggal join doang. Inikan semacam komunitas. Komunitas pecinta Voli.”

Berdasarkan jawaban yang diberikan oleh Merdi, saya melihat bahwa motivasi yang dimilikinya adalah play dan refreshing. Dimana Merdi hanya ingin bermain voli dan tidak terpaku pada dengan siapa dia bermain namun lebih terhadap olahraga apa yang ia lakukan. Selain itu, leisure time baginya juga terlihat sebagai sarana mempersiapkan diri untuk kembali ke kesibukan kuliahnya. 


Intan, "Padahal ga usah jauh - jauh kemana-mana. Mending kesini ajah"

Intan merupakan siswi SMA di daerah Leuwiliang yang berumur 16 tahun. Dalam kesehariannya, Intan yang merupakan siswi SMA menyatakan bahwa pada saat weekdays (senin – jumat) merupakan hari untuk mendedikasikan waktunya untuk sekolah. Sedangkan weekend dianggap sebagai leisure time baginya. Leisure time sendiri diartikan oleh Intan sebagai waktu untuk beristirahat dari kesibukan-kesibukan dalam menempuh pendidikannya.

Ketika saya hampiri di daerah Kebun Raya Bogor, Ia menjelaskan bahwa ia berangkat bersama orang tuanya dan pada saat itu, sedang mengikuti sebuah acara family gathering yang diadakan sebagai acara perpisahan kepala sekolahnya. Melalui acara ini, para guru-guru dan murid serta keluarga mereka diundang untuk berkumpul, berkenalan dan bermain bersama. Menurut Intan acara seperti ini merupakan acara yang penting, dimana setiap orang yang datang membawa keluarga mereka masing-masing sehingga dapat meningkatkan rasa persaudaraan antara guru-guru dan murid serta keluarga mereka. Menurut Intan, acara ini baik adanya karena melalui acara-acara seperti inilah hubungan silahturahmi akan menjadi baik.

Selain hubungan silahturahmi menjadi baik, Intan juga menyatakan bahwa Kebun Raya ini merupakan tempat yang indah dengan keasrian dan kesejukannya yang menjadi daya tarik di tengah hiruk-pikuknya dunia kota. Namun yang sangat ia sayangkan, belum cukup banyak orang-orang Bogor yang sering berkunjung ke tempat-tempat seperti ini. Kebanyakan memilih untuk berkunjung ketempat atau bahkan ke kota lainnya. Sementara itu, menurut Intan dengan kontribusi orang-orang Bogor untuk bepergian di daerah Bogor, dapat membantu memajukan wisata-wisata di kota Bogor ini.

Intan juga menyatakan bahwa selain keasrian dan kesejukkannya, Kota Bogor juga memiliki daya tarik dalam bidang kuliner. Namun, layout dari restaurant harus dapat diperbaiki agar lebih nyaman untuk di kunjungin. Selain ini rasa masakan juga harus dijaga agar tetap enak sehingga benefit yang di tawarkan oleh restoran sesuai dengan cost yang harus dikeluarkan.

Selasa, 06 Oktober 2015

Reza, " Biar sama-sama di Depok malah lebih jauh rasanya "

Reza merupakan siswa sebuah SMK berumur 17 tahun di daerah Depok. Ketika saya temui di kawasan sempur, Reza sedang berkumpul bersama kedua temannya. Leisure activity yang sering ia lakukan adalah skateboarding. Pertama kali mengenal dunia skateboarding adalah ketika melihat salah satu temannya bermain dan akhirnya menabung serta mendapat tambahan dari orang tua untuk membeli skateboard.

Reza dan kedua temannya yang berdomisili di Depok, menyatakan bahwa mereka terkadang juga sering skateboard di kawasan Depok. Mereka juga menjelaskan arena bermain di Depok jauh lebih besar dari pada di Sempur ini. Ketika saya tanya mengapa dari Depok jauh –jauh pergi ke Bogor untuk bermain skateboard meskipun di Depok memiliki arena bermain yang lebih besar. Jawaban pertamanya adalah “sebenernya di depok juga ada, jauh lebih gede dari ini, tapi kalo disini banyak temennya.” 

Reza juga menjelaskan bahwa meskipun Depok juga memiliki arena untuk bermain skateboard yang jauh lebih besar dari pada didaerah Sempur, arena yang berada di Sempur terasa jauh lebih nyaman dikarenakan keasriannya yang membuat udara lebih sejuk. Selain itu, meskipun sama-sama di Depok, arena bermain di Depok terasa lebih jauh baginya. Hal ini disebabkan oleh akses untuk menjangkau arena bermain yang sulit, berbeda dengan Bogor. Mereka menyatakan bahwa meskipun mereka harus berpindah daerah dari Depok ke Bogor, mereka hanya perlu menggunakan commuter line dan naik angkutan kota untuk mencapai tempat ini. Angkutan kotapun dianggap tidak mengganggu namun mempermudahannya dalam mengakses tempat-tempat yang ingin dikunjunginya.


Jika mengamati jawaban yang Reza berikan, saya melihat bahwa motivasi terbesar bagi Reza untuk bermain skateboard adalah play dan social integration. Dimana pada dasarnya ia memang sudah memiliki ketertarikan sendiri dalam dunia bermain skateboard, namun skateboarding juga merupakan sarananya untuk bersosialisasi bersama teman-teman sehingga pemilihan tempat bermain juga didasarkan oleh faktor tersebut.  Namun, social integration bukan menjadi satu-satunya faktor yang mempengaruhi pemilihan tempat, positif image terhadap keasrian kota Bogor dan accessibility yang mudah di kota Bogor juga menjadi daya tarik sendiri baginya.

Andra, " Kalau udah sampe diatas rasanya enak banget buat turunnya"

Andra merupakan seorang siswi SMP yang berumur 13 tahun. Ketika saya temui di kawasan sempur, ia sedang melakukan pemanasan. Leisure activity yang dilakukannya adalah panjat tebing. Bagi Andra, panjat tebing bukan hanya sekedar hobi iseng-isengan saja. Namun, ketertarikannya dalam bidang ini juga dia tunjukan dengan mencari pelatihan-pelatihan panjat tebing agar dapat memenuhi syarat untuk mengikuti berbagai kompetisi. 

Andra mengaku bahwa pada saat ini, ia masih masuk kedalam kategori spider kid. Dimana selain berlatih panjat tebing di tembok yang berliku-liku, Andra juga mempelajari metode speed, dimana aktivitas ini dilakukan menggunakan papan tembok yang berbentuk lurus. Selain sering mengikuti berbagai lomba panjat tebing, Andra juga mengikuti event-event lainnya seperti kumbah kujang. Kumbah Kujang ini merupakan aktivitas tahunan untuk merayakan ulang tahun kota Bogor dengan memanjang Tugu Kujang yang terletak di jalan Padjajaran Kota Bogor.

Selain pemilihan aktivitas, Ia juga mengaku pemilihan tempat untuk melakukan aktivitas ini dikarenakan jarak yang berdekatan dengan domisilinya. Namun tak hanya itu, dikarenakan hobinya yang tidak biasa menyebabkan tidak semua tempat memiliki papan atau arena untuk panjat tebing. Selain itu, Andra juga menyatakan bahwa ia sering kali juga berpindah tempat dikarenakan mengikuti keberadaan pelatihnya.

Melalui wawancara dilakukan, Andra menyatakan bahwa ia memiliki perasaan enak yang tak dapat dijelaskan ketika sudah mencapai atas tebing. Oleh karena itu, saya melihat bahwa motivasi terbesar untuk melakukan leisure activity (panjat tebing) baginya adalah Self-fulfitment. Dimana melalui panjat tebing ini, ia mampu memperoleh rasa terpuaskan ketika ia mampu mencapai target ketinggian yang telah diinginkannya. Sedangkan pemilihan tempat dalam melakukan aktivitas leisurenya, dipengaruhi oleh faktor range of place dan availability and quality of amenities. Amenities yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah pelatih dan arena panjat tebing.

Ibu Desta, "My Family is My Leisure"


Ketika sedang berjalan-jalan di tepian pagar istana Bogor sambil melihat-lihat pemandangan kota Bogor, mata saya tertarik kepada suasana hangat yang terpancar dari sebuah keluarga yang sedang menghabiskan waktunya disana. Pada saat saya hampiri dan mencoba untuk mengajak berkenalan, sambil tersenyum ramah Ibu tersebut terlihat sedikit malu-malu namun akhirnya menyetujui untuk diwawancarai. Ibu Desta namanya.

Ketika saya hampiri, Ibu Desta sedang menggendong anaknya sambil mengajari anaknya memberi makan wortel kepada rusa di Istana Bogor. Ibu Desta seorang wanita yang berumur 36 tahun yang sehari-harinya merupakan sosok seorang ibu rumah tangga. Dalam waktu senggangnya Ibu Desta biasa menghabiskan waktu bersama anak dan suaminya. Bagi Ibu Desta waktu luang merupakan waktu yang dihabiskan bersama keluarganya. Kebersamaan keluarga dengan berbagi pengetahuan mengenai alam dan binatang merupakan prioritas utama bagi Ibu Desta untuk mengunjungi suatu tempat dalam menghabiskan waktu luangnya.

Bagi Ibu Desta, selain tempat yang memiliki cultural interest, menunjang family bonding dan experience, pemilihan tempat berwisata juga dipengaruhi oleh biaya yang harus dikeluarkannya. Ibu Desta sendiri, selain berkunjung ke daerah Istana Bogor juga sering mengunjungi kebun raya, botani square serta tempat-tempat lainnya yang tidak mengeluarkan biaya besar dengan mengunakan angkutan kota. “Biasa naik angkot sama bapak sama abang. Paling kalo ga kesini, ke botani square ato liat yang murah-murah ajah, atau iseng-iseng duduk.”

Ibu Desta yang memang orang asli Bogor menyatakan bahwa betapa simple struktur jalan dan keasrian alam serta pemandangannya merupakan daya tarik terbesar dari kota Bogor. Meskipun angkutan kota sering kali membuat kemacetan di daerah Bogor,  Ibu Desta dan keluarga tetap mensyukuri keberadaan angkutan kota karena dapat mempermudah transportasi ke tempat-tempat wisata lainnya.

Senin, 05 Oktober 2015

Kak Heru, " Siapa lagi yang bisa ngurus alam kita kalau bukan kita sendiri "

Langit sudah mulai meredup ketika saya menghampiri seorang pria yang sedang duduk di tepian lapangan sempur dikawasan Bogor.  Ia tampak ramah dan welcome ketika saya menghampirinya dan menyampaikan maksud saya untuk melakukan wawancara. Kak Heru, begitu sapaan akrab untuk pria yang satu ini. Ketika saya hampiri, Ia sedang asyik berbincang bersama seorang temannya setelah berolahraga bersama. Kak Heru merupakan seorang pria berumur 21 tahun, dalam kesehariannya Kak Heru bekerja di sebuah usaha retail dikawasan cibinong.

Dalam mengisi waktu luangnya, Kak Heru biasa menempuh perjalanan kurang lebih 20 menit dari cimanggup ke daerah sempur khusus untuk melakukan aktivitas jogging. Ketika ditanya mengapa memilih sempur untuk melakukan aktivitasnya, Kak Heru menjawab “ Tempatnya disini enak, udah gitukan kalau di bogor dimana lagi tempat tanah lapang iyakan. Dibogor mah cuma disini doang istilahnya. ya yang paling enak disini.” Selain lokasi lapangan sempur yang mendukung untuk melakukan aktivitas jogging, Kak Heru juga mengaku bahwa suasana alam yang asri juga mendukung keinginannya untuk sering mendatangi tempat ini. Lapangan Sempur pertama kali dikenalnya ketika digelar konser The Changcuters di daerah ini. Selain sering melakukan kegiatan jogging, Kak Heru juga tertarik dengan berbagai kegiatan yang memiliki unsur alam, seperti camping dibandingkan hanya berjalan-jalan ke mall


Bogor sendiri baginya memiliki daya tarik yang sangat besar. Kak Heru mengaku bahwa sebelumnya dia pernah menetap di Jakarta selama 15 tahun sebelum akhirnya 6 tahun lalu memutuskan untuk pindah ke Bogor. Kak Heru berkata bahwa “yang menarik dibogor, jujur ajah kalau dibogor jangan takut gak bisa tahir. Terus tempatnya enak, kakak dulu 15 tahun tinggal dijakarta pindah ke bogor. Sebenernya sempet mau balik lagi tapi ditahan-tahan. Bogor mah jauh kemana-mana kalau dibanding Jakarta. Orang- orangnya jauh kemana-mana, kalau di jakartakan bener-bener keras tuh, kalau orang dibogor gak ada gitu yang suka aneh-aneh gitu, kalau adapun itu kalau ada kesempatan. Kalau disini tinggal sama keluarga, sama kakak, waktu SD sampe SMP di Jakarta. SMA baru di bogor, saking betahnya udah disini akhirnya sekalian pindah ke bogor.” Namun sering kali tingkat keperdulian terhadap alam sering kali menjadi concern baginya, terlebih ketika masyarakat dari luar Bogor meninggalkan sampah di daerah kebun raya dan sekitarnya pada saat weekend.  Menurut Kak Heru, alam berbeda dengan tempat-tempat lainnya seperti mall yang memiliki pihak developer dalam menjaga dan merawatnya. Alam membutuhkan setiap individu untuk menjaga dan merawatnya agar dapat tetap dinikmati sampai ke generasi-generasi yang akan datang.