Rabu, 11 November 2015

Exetra Cafe - Taman Topi

Exetra Café berlokasi di JL. Kapten Muslihat 1, No. 5, tepat disebelah Taman Ade Irma dalam kawasan Taman Topi. Tempat ini buka setiap hari dari jam 9 pagi sampai jam 8 malam, namun khusus untuk pada hari sabtu tempat ini buka dari jam 8 pagi sampai jam 9 malam yang mampu menampung hingga 30-35 orang. Exetra menjadi suatu pembahasan menarik bagi saya dikarenakan café ini tidak seperti café pada umumnya yang hanya menyajikan makanan dan minuman namun juga menyediakan rental komik, novel, majalah sampai buku-buku science.
Pada awalnya tempat ini ditujukan untuk keluarga-keluarga yang sedang berkunjung ke Taman Topi atau setelah bermain di Taman Ade Irma dapat mengunjung Exetra untuk makan dan sarana hiburan serta edukasi dikarenakan sambil makan para konsumen dapat membaca buku-buku yang ada. Namun pada saat ini, keluarga-keluarga yang berkunjung ke Exetra cenderung lebih memilih makan dan langsung pulang dibandingkan sambil membaca buku-buku disana. Pelayan Exetrapun menjelaskan bahwa pada saat ini Exetra sering kali menjadi tujuan utama bagi beberapa komunitas sebagai meeting point atau bahkan membaca bersama. Tempat ini paling ramai dikunjungi pada hari sabtu, minggu, dan hari- hari libur. 

Selasa, 10 November 2015

Metro Reflexology - Best Budget Reflexology in Tajur

Metro Reflexology bertempat di Jl. Raya Tajur No. 34. Tempat ini buka dari pukul 9 pagi – 8 malam dan memiliki kapasitas sampai dengan 18 orang. Tempat ini menawarkan budget reflexology dimana dengan harga yang terjangkau, konsumennya dapat memperoleh rasa relax melalui jasa refleksi dan massage yang ditawarkannya. Oleh karena itu, Metro Reflexology mencoba membangun ambience agar dapat menarik konsumennya dengan menggunakan lighting yang dibuat lebih redup, semua tempat duduk serta tirai pembatas dibuat berwarna senada hitam dan coklat sehingga nyaman untuk dilihat.

Selain memberikan layanan yang regular, Metro juga menyediakan fasilitas lainnya seperti VIP Room, dimana ruangannya dibuat lebih private dan lebih nyaman. Ruangan ini memiliki space yang lebih besar, menyediakan TV dan setiap konsumen akan mendapatkan tempat duduk seukuran single sofa, serta tirai sendiri bagi masing-masing orang. Untuk memperoleh fasilitas ini anda hanya harus membayar 65 ribu untuk 90 menit VIP Foot Refleksi dan 90 ribu untuk 90 menit VIP Massage. Bukan hanya itu, namun Metro juga menawarkan fasilitas couple room, dengan harga 130 ribu untuk 90 menit Couple Foot Reflexology. Oleh karena layanannya yang bervariasi, maka range harga yang ditawarkan Metropun bervariasi mulai dari 30 ribu rupiah sampai dengan 130 ribu rupiah.
Dalam menarik konsumennya, metro beberapa kali menggunakan berbagai promosi untuk hari-hari special seperti ulang tahun Metro. Pada ulang tahun sebelumnya, Metro menggunakan promosi dalam bentuk diskon. Namun November tahun ini, Metro sedang mengadakan undian berhadiah, dimana setiap 1 kali refleksi akan mendapatkan 1 kupon undian untuk memperebutkan hadiah berupa 1 unit Samsung Tablet dan 1 unit Samsung Smartphone. Selain itu, Metro juga mencoba merangkul konsumennya dengan cara, setiap konsumen dapat meninggalkan nomor telepon dan akan dikabari secara langsung ketika Metro sedang mengadakan suatu promo baru. Metro juga selalu memantau feedback dari konsumennya dengan cara pembukaan hotline untuk menampung complain mengenai ketidakpuasan konsumen dan akan memberikan diskon kepada konsumen yang merasa tidak puas dengan layanan yang diberikan.

Dari sisi konsumen, Kevin menyatakan bahwa Metro merupakan tempat reflexology dengan kualitas pelayanan yang baik namun sangat terjangkau. Pelayanan yang diberikanpun sangat nyaman dan tidak kalah dengan refleksi-refleksi dengan harga mahal. Namun, Kevin juga menyatakan bahwa sangat disayangkan Metro tidak menggunakan wewangian aromatherapy atau semacamnya, sehingga sering kali terdapat bau-bau yang justru kurang nyaman dan membuat konsumennya sedikit terganggu. Meskipun demikian, hal tersebut tidak terlalu mengganggu Kevin dikarenakan hal tersebut tidak mengurangi kenikmatan konsumen dari segi keahlian terapis dalam memberikan refleksi kepada konsumennya sehingga sering kali ingin terus kembali ke tempat ini.

Rumah Salak - Bogor

Jika sedang berjalan-jalan ke daerah Bogor, maka cobalah main-main ke tempat ini. Pemilihan nama Rumah Salak ini bukan dikarenakan tempat ini menjual buah salak namun dikarenakan lokasinya yang berada di Jalan Salak No.30. Restaurant ini, buka dari jam 11 pagi – jam 11 malam dan memiliki kapasitas untuk menampung 60-70 orang. Pada mulanya tempat ini ingin diperuntukan sebagai family restaurant, namun sang owner memiliki pertimbangan bahwa di Bogor, family restaurant harus memiliki attraction yang berbeda seperti taman atau setidaknya taman bermain untuk anak-anak. Oleh karena itu, sang owner melihat bahwa terdapat opportunities jika tempat ini dibawa menjadi sebuah hangout bersama teman-teman atau meeting point bagi para komunitas. Dalam proses pembangunannya, sang manager mengaku bahwa bagi target marketnya, kenikmatan dan kualitas makanan bukan lagi menjadi suatu value yang lebih melainkan suatu keharusan bagi sebuah tempat yang ingin bermain di bidang food and beverage. Oleh karena itu, Rumah salak ingin menawarkan hal yang berbeda dari restaurant atau café pada umumnya. Rumah Salak mencoba mengambil inspirasi dari café-café eropa dimana mereka menawarkan ambience yang santai, tenang, dan tidak terlalu crowded. Meskipun melakukan benchmarking ke café-café di daerah eropa, Rumah Salak tetap memiliki tujuan untuk meningkatkan makanan-makanan Indonesia.



Berawal dari ide ini, Rumah Salak mulai menambah tennantnya sedikit demi sedikit yaitu Resto Salak, Ordinary, Time Hit Coffee, Sosis Bakar, dan Barbershop. Rumah Salak lebih mengangkat konsep Homey dan Private. Hal ini dapat terlihat dari pembentukan layout yang dimiliki oleh rumah salak. Rumah Salak menempatkan berbagai tempat duduk yang nyaman didaerah teras, sehingga perasaan nyaman dan homey dapat dirasakan oleh konsumennya. Dimana konsumen dapat duduk-duduk sambil hangout bersama teman-temannya. Namun, bukan hanya itu, menurut salah satu owner Ordinary, Ia juga ingin menyampaikan pesan bahwa dengan berkunjung ke rumah salak konsumennya dapat menemukan ide-ide baru dan dapat terinspirasi oleh suasana yang ditawarkan mereka. Hal ini juga nampak pada taglinenya yaitu “Get a drink for greet a great things.”
Menurut sang manager, baiknya kualitas dari makan dan minuman serta service yang diberikan di rumah salak sudah harus menjadi syarat paling utama yang memang harus ada, sehingga kualitas makanan tidak lagi menjadi focus utama yang ditawarkan melainkan suatu kewajiban dan keharusan bagi rumah salak untuk memberikan service dengan kualitas yang baik. Selain value yang berbeda dari restaurant-restaurant lainnya, Ordinary juga memiliki everyday 10% diskon dimana syarat yang ditentukan adalah pada hari senin-rabu merupakan student day sehingga setiap siswa atau mahasiswa yang memberikan ID Cardnya pada saat pembayaran maka akan diberikan diskon sebesar 10%, pada hari kamis merupakan ladies day, jumat merupakan batik day, sabtu merupakan couple day dan minggu merupakan family day. Promo-promo ini disosialisasikannya melalui account social media Instagram, Twitter, dan Path dengan ID: OrdinaryBC.
Bukan hanya diskon yang diberikan Rumah Salak untuk menarik konsumennya, namun mereka juga menawarkan Movie Night setiap hari dari pukul 19.30 – 21.30. Dimana mereka akan memutarkan bermacam-macam film ditahun 2000an. Dikarenakan target utamanya yang adalah komunitas, maka Rumah Salak mecoba memasuki pasarnya dengan menetapkan sistem connecting the door. Dimana setiap orang atau tenant di rumah salak dapat saling bantu membantu dalam memberikan link-link mereka untuk komunitas. Dalam proses peng-approach-an, rumah salak mencoba menawarkan pemberikan space untuk meeting point dan diskon yang diberikan khusus oleh para anggota komunitas tersebut.

Dari segi konsumen, Kak Adini menyatakan bahwa kunjungannya adalah kunjungan pertama ke Rumah Salak. Ia mengaku bahwa sejujurnya mengunjungi tempat ini karena rasa penasarannya karena sering melihat tempat ini ramai dikunjungi konsumen. Menurutnya suasana Rumah Salak memberikan pelayanan sangat ramah dan nyaman. Dikarenakan ketika berkunjung kesana, Kak Adini, waiterpun tidak cepat-cepat mengangkat piring atau gelas kosong ketika habis sehingga Kak Adini merasa tidak merasa dikejar-kejar oleh pelayan untuk cepat menyelesaikan makanannya atau melakukan order lagi. Hal inilah yang membuat Kak Adini merasa suasana yang ada disini sangat nyaman sehingga ingin menghabiskan waktu lebih lama. 

Rabu, 07 Oktober 2015

Merdi, "Mending isi waktu luang dengan kegiatan yang positif."

Merdi merupakan salah satu mahasiswa berumur 20 tahun yang pada saat ini berdomisili di Bogor. Sebelumnya Merdi pernah tinggal di daerah sukabumi, namun akhirnya memutuskan untuk pindah ke Bogor 6 bulan yang lalu agar lebih dekat dengan tempat kuliahnya.

Leisure baginya merupakan salah satu sarana untuk melepas penat dan pikiran mengenai kuliah. Leisure time ini biasa diisinya dengan kegiatan-kegiatan olahraga seperti jogging, bermain voli sampai berenang di air terjun curuq. Ketika ditanya mengapa memilih olahraga, Merdi menjawab bahwa tidak harus olahraga, tapi lebih baik jika diisi dengan hal-hal yang positif, olahraga salah satunya.

Dalam melakukan kegiatan leisure khususnya voli, ia biasa menempuh perjalanan dari bukit cimanggu ke daerah sempur selama 30 menit dengan menggunakan motor. Kegemarannya terhadap olahraga voli tidak putus hanya sampai tahap bermain saja, namun Merdi juga aktif bermain dan bergabung dalam komunitas pecinta voli yang ada di daerah Sempur. Kegiatan leisure yang dipilihnya ini juga tidak terpengaruh oleh kegiatan yang dilakukan teman-temannya. Hal ini nampak pada jawaban Merdi yaitu “ ya kalo ada temen berangkat berdua, kalo gak ada yah sendiri ajah. Nanti tinggal join doang. Inikan semacam komunitas. Komunitas pecinta Voli.”

Berdasarkan jawaban yang diberikan oleh Merdi, saya melihat bahwa motivasi yang dimilikinya adalah play dan refreshing. Dimana Merdi hanya ingin bermain voli dan tidak terpaku pada dengan siapa dia bermain namun lebih terhadap olahraga apa yang ia lakukan. Selain itu, leisure time baginya juga terlihat sebagai sarana mempersiapkan diri untuk kembali ke kesibukan kuliahnya. 


Intan, "Padahal ga usah jauh - jauh kemana-mana. Mending kesini ajah"

Intan merupakan siswi SMA di daerah Leuwiliang yang berumur 16 tahun. Dalam kesehariannya, Intan yang merupakan siswi SMA menyatakan bahwa pada saat weekdays (senin – jumat) merupakan hari untuk mendedikasikan waktunya untuk sekolah. Sedangkan weekend dianggap sebagai leisure time baginya. Leisure time sendiri diartikan oleh Intan sebagai waktu untuk beristirahat dari kesibukan-kesibukan dalam menempuh pendidikannya.

Ketika saya hampiri di daerah Kebun Raya Bogor, Ia menjelaskan bahwa ia berangkat bersama orang tuanya dan pada saat itu, sedang mengikuti sebuah acara family gathering yang diadakan sebagai acara perpisahan kepala sekolahnya. Melalui acara ini, para guru-guru dan murid serta keluarga mereka diundang untuk berkumpul, berkenalan dan bermain bersama. Menurut Intan acara seperti ini merupakan acara yang penting, dimana setiap orang yang datang membawa keluarga mereka masing-masing sehingga dapat meningkatkan rasa persaudaraan antara guru-guru dan murid serta keluarga mereka. Menurut Intan, acara ini baik adanya karena melalui acara-acara seperti inilah hubungan silahturahmi akan menjadi baik.

Selain hubungan silahturahmi menjadi baik, Intan juga menyatakan bahwa Kebun Raya ini merupakan tempat yang indah dengan keasrian dan kesejukannya yang menjadi daya tarik di tengah hiruk-pikuknya dunia kota. Namun yang sangat ia sayangkan, belum cukup banyak orang-orang Bogor yang sering berkunjung ke tempat-tempat seperti ini. Kebanyakan memilih untuk berkunjung ketempat atau bahkan ke kota lainnya. Sementara itu, menurut Intan dengan kontribusi orang-orang Bogor untuk bepergian di daerah Bogor, dapat membantu memajukan wisata-wisata di kota Bogor ini.

Intan juga menyatakan bahwa selain keasrian dan kesejukkannya, Kota Bogor juga memiliki daya tarik dalam bidang kuliner. Namun, layout dari restaurant harus dapat diperbaiki agar lebih nyaman untuk di kunjungin. Selain ini rasa masakan juga harus dijaga agar tetap enak sehingga benefit yang di tawarkan oleh restoran sesuai dengan cost yang harus dikeluarkan.

Selasa, 06 Oktober 2015

Reza, " Biar sama-sama di Depok malah lebih jauh rasanya "

Reza merupakan siswa sebuah SMK berumur 17 tahun di daerah Depok. Ketika saya temui di kawasan sempur, Reza sedang berkumpul bersama kedua temannya. Leisure activity yang sering ia lakukan adalah skateboarding. Pertama kali mengenal dunia skateboarding adalah ketika melihat salah satu temannya bermain dan akhirnya menabung serta mendapat tambahan dari orang tua untuk membeli skateboard.

Reza dan kedua temannya yang berdomisili di Depok, menyatakan bahwa mereka terkadang juga sering skateboard di kawasan Depok. Mereka juga menjelaskan arena bermain di Depok jauh lebih besar dari pada di Sempur ini. Ketika saya tanya mengapa dari Depok jauh –jauh pergi ke Bogor untuk bermain skateboard meskipun di Depok memiliki arena bermain yang lebih besar. Jawaban pertamanya adalah “sebenernya di depok juga ada, jauh lebih gede dari ini, tapi kalo disini banyak temennya.” 

Reza juga menjelaskan bahwa meskipun Depok juga memiliki arena untuk bermain skateboard yang jauh lebih besar dari pada didaerah Sempur, arena yang berada di Sempur terasa jauh lebih nyaman dikarenakan keasriannya yang membuat udara lebih sejuk. Selain itu, meskipun sama-sama di Depok, arena bermain di Depok terasa lebih jauh baginya. Hal ini disebabkan oleh akses untuk menjangkau arena bermain yang sulit, berbeda dengan Bogor. Mereka menyatakan bahwa meskipun mereka harus berpindah daerah dari Depok ke Bogor, mereka hanya perlu menggunakan commuter line dan naik angkutan kota untuk mencapai tempat ini. Angkutan kotapun dianggap tidak mengganggu namun mempermudahannya dalam mengakses tempat-tempat yang ingin dikunjunginya.


Jika mengamati jawaban yang Reza berikan, saya melihat bahwa motivasi terbesar bagi Reza untuk bermain skateboard adalah play dan social integration. Dimana pada dasarnya ia memang sudah memiliki ketertarikan sendiri dalam dunia bermain skateboard, namun skateboarding juga merupakan sarananya untuk bersosialisasi bersama teman-teman sehingga pemilihan tempat bermain juga didasarkan oleh faktor tersebut.  Namun, social integration bukan menjadi satu-satunya faktor yang mempengaruhi pemilihan tempat, positif image terhadap keasrian kota Bogor dan accessibility yang mudah di kota Bogor juga menjadi daya tarik sendiri baginya.

Andra, " Kalau udah sampe diatas rasanya enak banget buat turunnya"

Andra merupakan seorang siswi SMP yang berumur 13 tahun. Ketika saya temui di kawasan sempur, ia sedang melakukan pemanasan. Leisure activity yang dilakukannya adalah panjat tebing. Bagi Andra, panjat tebing bukan hanya sekedar hobi iseng-isengan saja. Namun, ketertarikannya dalam bidang ini juga dia tunjukan dengan mencari pelatihan-pelatihan panjat tebing agar dapat memenuhi syarat untuk mengikuti berbagai kompetisi. 

Andra mengaku bahwa pada saat ini, ia masih masuk kedalam kategori spider kid. Dimana selain berlatih panjat tebing di tembok yang berliku-liku, Andra juga mempelajari metode speed, dimana aktivitas ini dilakukan menggunakan papan tembok yang berbentuk lurus. Selain sering mengikuti berbagai lomba panjat tebing, Andra juga mengikuti event-event lainnya seperti kumbah kujang. Kumbah Kujang ini merupakan aktivitas tahunan untuk merayakan ulang tahun kota Bogor dengan memanjang Tugu Kujang yang terletak di jalan Padjajaran Kota Bogor.

Selain pemilihan aktivitas, Ia juga mengaku pemilihan tempat untuk melakukan aktivitas ini dikarenakan jarak yang berdekatan dengan domisilinya. Namun tak hanya itu, dikarenakan hobinya yang tidak biasa menyebabkan tidak semua tempat memiliki papan atau arena untuk panjat tebing. Selain itu, Andra juga menyatakan bahwa ia sering kali juga berpindah tempat dikarenakan mengikuti keberadaan pelatihnya.

Melalui wawancara dilakukan, Andra menyatakan bahwa ia memiliki perasaan enak yang tak dapat dijelaskan ketika sudah mencapai atas tebing. Oleh karena itu, saya melihat bahwa motivasi terbesar untuk melakukan leisure activity (panjat tebing) baginya adalah Self-fulfitment. Dimana melalui panjat tebing ini, ia mampu memperoleh rasa terpuaskan ketika ia mampu mencapai target ketinggian yang telah diinginkannya. Sedangkan pemilihan tempat dalam melakukan aktivitas leisurenya, dipengaruhi oleh faktor range of place dan availability and quality of amenities. Amenities yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah pelatih dan arena panjat tebing.

Ibu Desta, "My Family is My Leisure"


Ketika sedang berjalan-jalan di tepian pagar istana Bogor sambil melihat-lihat pemandangan kota Bogor, mata saya tertarik kepada suasana hangat yang terpancar dari sebuah keluarga yang sedang menghabiskan waktunya disana. Pada saat saya hampiri dan mencoba untuk mengajak berkenalan, sambil tersenyum ramah Ibu tersebut terlihat sedikit malu-malu namun akhirnya menyetujui untuk diwawancarai. Ibu Desta namanya.

Ketika saya hampiri, Ibu Desta sedang menggendong anaknya sambil mengajari anaknya memberi makan wortel kepada rusa di Istana Bogor. Ibu Desta seorang wanita yang berumur 36 tahun yang sehari-harinya merupakan sosok seorang ibu rumah tangga. Dalam waktu senggangnya Ibu Desta biasa menghabiskan waktu bersama anak dan suaminya. Bagi Ibu Desta waktu luang merupakan waktu yang dihabiskan bersama keluarganya. Kebersamaan keluarga dengan berbagi pengetahuan mengenai alam dan binatang merupakan prioritas utama bagi Ibu Desta untuk mengunjungi suatu tempat dalam menghabiskan waktu luangnya.

Bagi Ibu Desta, selain tempat yang memiliki cultural interest, menunjang family bonding dan experience, pemilihan tempat berwisata juga dipengaruhi oleh biaya yang harus dikeluarkannya. Ibu Desta sendiri, selain berkunjung ke daerah Istana Bogor juga sering mengunjungi kebun raya, botani square serta tempat-tempat lainnya yang tidak mengeluarkan biaya besar dengan mengunakan angkutan kota. “Biasa naik angkot sama bapak sama abang. Paling kalo ga kesini, ke botani square ato liat yang murah-murah ajah, atau iseng-iseng duduk.”

Ibu Desta yang memang orang asli Bogor menyatakan bahwa betapa simple struktur jalan dan keasrian alam serta pemandangannya merupakan daya tarik terbesar dari kota Bogor. Meskipun angkutan kota sering kali membuat kemacetan di daerah Bogor,  Ibu Desta dan keluarga tetap mensyukuri keberadaan angkutan kota karena dapat mempermudah transportasi ke tempat-tempat wisata lainnya.

Senin, 05 Oktober 2015

Kak Heru, " Siapa lagi yang bisa ngurus alam kita kalau bukan kita sendiri "

Langit sudah mulai meredup ketika saya menghampiri seorang pria yang sedang duduk di tepian lapangan sempur dikawasan Bogor.  Ia tampak ramah dan welcome ketika saya menghampirinya dan menyampaikan maksud saya untuk melakukan wawancara. Kak Heru, begitu sapaan akrab untuk pria yang satu ini. Ketika saya hampiri, Ia sedang asyik berbincang bersama seorang temannya setelah berolahraga bersama. Kak Heru merupakan seorang pria berumur 21 tahun, dalam kesehariannya Kak Heru bekerja di sebuah usaha retail dikawasan cibinong.

Dalam mengisi waktu luangnya, Kak Heru biasa menempuh perjalanan kurang lebih 20 menit dari cimanggup ke daerah sempur khusus untuk melakukan aktivitas jogging. Ketika ditanya mengapa memilih sempur untuk melakukan aktivitasnya, Kak Heru menjawab “ Tempatnya disini enak, udah gitukan kalau di bogor dimana lagi tempat tanah lapang iyakan. Dibogor mah cuma disini doang istilahnya. ya yang paling enak disini.” Selain lokasi lapangan sempur yang mendukung untuk melakukan aktivitas jogging, Kak Heru juga mengaku bahwa suasana alam yang asri juga mendukung keinginannya untuk sering mendatangi tempat ini. Lapangan Sempur pertama kali dikenalnya ketika digelar konser The Changcuters di daerah ini. Selain sering melakukan kegiatan jogging, Kak Heru juga tertarik dengan berbagai kegiatan yang memiliki unsur alam, seperti camping dibandingkan hanya berjalan-jalan ke mall


Bogor sendiri baginya memiliki daya tarik yang sangat besar. Kak Heru mengaku bahwa sebelumnya dia pernah menetap di Jakarta selama 15 tahun sebelum akhirnya 6 tahun lalu memutuskan untuk pindah ke Bogor. Kak Heru berkata bahwa “yang menarik dibogor, jujur ajah kalau dibogor jangan takut gak bisa tahir. Terus tempatnya enak, kakak dulu 15 tahun tinggal dijakarta pindah ke bogor. Sebenernya sempet mau balik lagi tapi ditahan-tahan. Bogor mah jauh kemana-mana kalau dibanding Jakarta. Orang- orangnya jauh kemana-mana, kalau di jakartakan bener-bener keras tuh, kalau orang dibogor gak ada gitu yang suka aneh-aneh gitu, kalau adapun itu kalau ada kesempatan. Kalau disini tinggal sama keluarga, sama kakak, waktu SD sampe SMP di Jakarta. SMA baru di bogor, saking betahnya udah disini akhirnya sekalian pindah ke bogor.” Namun sering kali tingkat keperdulian terhadap alam sering kali menjadi concern baginya, terlebih ketika masyarakat dari luar Bogor meninggalkan sampah di daerah kebun raya dan sekitarnya pada saat weekend.  Menurut Kak Heru, alam berbeda dengan tempat-tempat lainnya seperti mall yang memiliki pihak developer dalam menjaga dan merawatnya. Alam membutuhkan setiap individu untuk menjaga dan merawatnya agar dapat tetap dinikmati sampai ke generasi-generasi yang akan datang.